Mencari kandidat yang tepat bisa terasa seperti mencari jodoh—nggak cukup cuma tahu kriterianya, tapi juga harus tahu di mana harus mencari. Di zaman serba digital seperti sekarang, pilihan tempat memasang lowongan kerja pun makin banyak. Ada sosial media yang cepat dan ramai, dan ada job portal yang lebih terstruktur dan profesional.
Tapi… mana yang lebih efektif? Apakah cukup posting di Instagram Stories dan berharap yang apply adalah kandidat ideal? Atau justru lebih aman pasang di job portal dengan sistem filtering dan pengelolaan data pelamar yang rapi?
Jawabannya? Tergantung.
Yuk, kita bahas plus-minus masing-masing platform supaya kamu bisa pilih strategi rekrutmen yang paling pas!
Job Portal: Profesional dan Terstruktur
Kalau kamu butuh kandidat yang lebih spesifik dan sesuai dengan deskripsi pekerjaan, job portal masih jadi pilihan utama banyak HR.
Kelebihan:
- Audiens yang tepat: Job portal dikunjungi orang yang memang lagi cari kerja.
- Fitur filter: Bisa pilih kandidat berdasarkan pengalaman, lokasi, gaji, dan lainnya.
- Mudah: Resume, cover letter, dan data pelamar biasanya lengkap.
Kekurangan:
- Kurang interaktif: Tidak seperti media sosial, job portal biasanya bersifat satu arah.
- Persaingan tinggi: Kandidatmu juga bisa melamar ke banyak perusahaan lain secara bersamaan.
- Biaya: Untuk fitur premium atau exposure lebih luas, kamu harus keluar biaya.
Sosial Media: Cepat dan Interaktif
Kalau kamu ingin menjangkau audiens lebih luas dan cepat, sosial media bisa jadi andalan. Platform seperti Instagram, Facebook, dan terutama LinkedIn sudah sering dipakai perusahaan buat announce lowongan kerja.
Kelebihan:
- Jangkauan luas: Konten bisa dibagikan ulang, dikomentari, dan dilihat banyak orang dalam waktu singkat.
- Hemat biaya: Mayoritas gratis, kecuali kalau kamu pakai ads.
- Lebih personal: Kamu bisa tampilkan budaya perusahaan, video kantor, atau vibes tim—ini bisa menarik kandidat yang cocok secara nilai.
Kekurangan:
- Kurang terfilter: Siapa saja bisa lihat dan apply, termasuk yang nggak sesuai kualifikasi.
- Butuh effort branding: Kalau akun sosial media kamu belum aktif atau belum dikenal, hasilnya bisa kurang maksimal.
- Bergantung pada algoritma: Kalau algoritma tidak bersahabat, bisa-bisa postinganmu tenggelam begitu saja.
Jadi, Harus Pilih yang Mana?
Kalau kamu merekrut untuk posisi yang membutuhkan keterampilan khusus dan profesional, job portal mungkin lebih tepat. Tapi kalau kamu mencari anak magang, posisi entry level, atau mau sekaligus bangun branding perusahaan, media sosial bisa jadi senjata ampuh.
Kalau punya waktu dan tim yang cukup, menggabungkan keduanya adalah pilihan terbaik. Posting di job portal untuk menjaring kandidat serius, lalu sebarkan di media sosial untuk menjangkau lebih banyak orang dan menampilkan sisi humanis perusahaanmu.
Bonus Tips:
- Di media sosial, gunakan visual menarik dan CTA yang jelas seperti “Apply Now via DM” atau link ke Google Form.
- Di job portal, pastikan deskripsi pekerjaan jelas, tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu kaku.
- Konsisten membalas komentar atau pesan masuk di sosial media agar tidak kehilangan kandidat potensial.
Jadi, Mana yang Lebih Bagus?
Gak ada jawaban mutlak! Kalau kamu perusahaan rintisan yang ingin tampil beda dan menarik Gen Z, sosial media bisa jadi opsi menarik. Tapi kalau kamu butuh posisi spesifik dengan keahlian teknis, job portal tetap jadi senjata andalan.
Atau, kenapa nggak gabungkan saja dua-duanya? Sosial media bisa menarik perhatian, job portal jadi tempat kamu kumpulin lamaran yang rapi.
Bonus Tips Buat HRD
HRMLabs punya fitur lengkap untuk mendukung HR modern, termasuk tracking pelamar, database karyawan, penghitungan gaji, hingga manajemen cuti—all in one system! Yuk, buat proses HR kamu lebih praktis dan terorganisir bersama HRMLabs!
