Semangat membara saat memasuki dunia kerja? Wajar! Masa transisi dari dunia belajar ke dunia profesional memang penuh antusiasme. Tapi, hati-hati! Di balik keseruan dunia kerja, ada bahaya tersembunyi yang mengintai: burnout.
Apa itu burnout?
Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang parah akibat stres berkepanjangan di tempat kerja. Gejalanya beragam, seperti kelelahan kronis, kehilangan motivasi, sulit berkonsentrasi, depresi, dan bahkan masalah kesehatan fisik.
Siapa yang rentan terkena burnout?
Fresh graduate dan orang yang baru mulai bekerja adalah kelompok yang paling rentan mengalami burnout. Alasannya:
- Transisi yang Menantang: Fresh graduate harus beradaptasi dengan lingkungan baru, tuntutan pekerjaan, dan budaya perusahaan.
- Tekanan Tinggi: Keinginan untuk menunjukkan performa terbaik dan memenuhi ekspektasi dapat menimbulkan stres.
- Kurang Pengalaman: Fresh graduate mungkin belum memiliki strategi untuk mengelola stres dan menjaga keseimbangan hidup-kerja yang baik
Tanda-tanda dan penyebab
Burnout bisa dialami oleh siapa saja, terutama oleh fresh graduate atau orang yang baru memasuki dunia kerja. Menurut survei yang dilakukan oleh Deloitte di Amerika Serikat, lebih dari 77 persen karyawan pernah mengalami burnout.
Tanda-tanda burnout:
- Kelelahan fisik dan mental yang ekstrem
- Sering sakit-sakitan
- Sulit fokus dan berkonsentrasi
- Mudah marah dan tersinggung
- Kehilangan minat dan motivasi kerja
- Perasaan hampa dan putus asa
Ada beberapa faktor yang bisa memicu burnout di tempat kerja, antara lain:
- Beban kerja yang terlalu berat, tidak sesuai dengan kemampuan, atau tidak seimbang dengan kompensasi
- Kurangnya kontrol dalam mengatur jadwal, prioritas, atau sumber daya kerja
- Kurangnya dukungan atau komunikasi dari atasan, rekan kerja, atau keluarga
- Kurangnya apresiasi, pengakuan, atau feedback positif atas hasil kerja
- Kurangnya kesesuaian dengan nilai, misi, atau tujuan perusahaan
- Kurangnya keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi
Dampak burnout
Burnout bisa berdampak negatif tidak hanya pada pekerjaan, tetapi juga pada kehidupan pribadi Anda. Beberapa dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh burnout adalah:
- Dampak kesehatan: Melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit jantung, dan gangguan pencernaan.
- Dampak psikologis: Meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan insomnia.
- Dampak sosial: Menyebabkan mudah marah, menarik diri dari interaksi sosial, dan merusak hubungan dengan keluarga dan teman.
- Penurunan produktivitas: Menjadi mudah lupa, sulit berkonsentrasi, dan membuat banyak kesalahan.
- Kehilangan motivasi: Menjadi tidak bersemangat dalam bekerja, kehilangan minat pada pekerjaan, dan bahkan berpikir untuk resign.
- Meningkatkan risiko kecelakaan kerja: Menjadi ceroboh dan tidak fokus saat bekerja, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Cara mencegah dan mengatasi burnout
Penting untuk mengenali dan mengatasi burnout sebelum terlambat. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah atau mengobati burnout:
- Berbicara dengan orang yang kamu percaya, seperti teman, keluarga, mentor, atau konselor profesional. Curahkan perasaan, masalah, atau harapan. Mintalah saran, dukungan, atau bantuan jika perlu.
- Menjaga kesehatan fisik, seperti tidur cukup, makan sehat, berolahraga, atau beristirahat. Hindari konsumsi alkohol, rokok, atau obat-obatan terlarang yang bisa memperburuk kondisimu.
- Melakukan perawatan diri atau self-care, seperti melakukan hobi, meditasi, relaksasi, atau hal-hal yang membuat bahagia. Beri penghargaan kepada diri sendiri atas pencapaianmu, sekecil apapun itu.
- Menetapkan batasan atau boundaries, seperti mengatakan tidak, menolak tugas tambahan, atau meminta penyesuaian beban kerja. Jangan ragu untuk menyampaikan kebutuhan, harapan, atau aspirasimu kepada atasan atau rekan kerja.
- Mencari makna atau purpose, seperti mengingat alasanmu bekerja, menemukan passion, atau berkontribusi untuk sesuatu yang lebih besar. Jangan lupa untuk bersyukur atas apa yang kamu miliki dan capai.
- Mencari variasi atau novelty, seperti belajar hal baru, mengembangkan keterampilan, atau mencoba tantangan baru. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman dan bereksperimen dengan hal-hal yang menarik.
- Mencari dukungan atau support, seperti bergabung dengan komunitas, kelompok, atau organisasi yang sejalan dengan minat atau tujuanmu. Temukan orang-orang yang bisa memberimu inspirasi, motivasi, atau bimbingan.
Penutup
Burnout bukan aib, tapi sebuah kondisi yang perlu diwaspadai. Dengan memahami gejala, dampak, dan cara pencegahannya, kamu bisa lebih siap menghadapi dunia kerja dan membangun karir yang sehat dan berkelanjutan.
Ingat, keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan adalah kunci utama untuk menghindari burnout. Prioritaskan kesehatan mental dan fisik, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika kamu membutuhkannya.