Sistem pengukuran suhu adalah sebuah proses telethermography atau pencitraan panas jarak jauh untuk mengukur suhu tubuh seseorang. Sistem ini menjadi populer dan banyak digunakan saat infeksi COVID-19 menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa salah satu dari gejala COVID-19 adalah demam. Sehingga, salah satu protokol kesehatan saat ingin memasuki gedung atau lokasi tertentu adalah mengukur suhu dari orang yang akan masuk.
Sistem pengukuran suhu menggunakan pencitraan panas jarak jauh “pintar” yang diletakkan di pintu masuk gedung untuk mengukur suhu setiap pengunjung sebelum memasuki gedung. Beberapa alat juga bisa mendeteksi apakah seseorang menggunakan masker atau tidak. Apabila pengunjung tidak menggunakan masker atau tidak menggunakan masker secara benar, perangkat pengukuran suhu akan memberi peringatan sebelum memperbolehkan mereka memasuki gedung.
Beberapa sistem pengukuran suhu bahkan bisa digunakan untuk mengambil kehadiran karyawan. Sistem ini menggunakan kamera binokular dan modul suhu tubuh untuk mengukur suhu. Sebagai tambahan, alat akan memindai wajah untuk pengambilan kehadiran karyawan yang wajahnya sudah terdaftar di sistem. Dengan teknologi ini, perangkat juga bisa membedakan mana karyawan dan mana pengunjung sehingga akan lebih efisien untuk bisnis. Anda bisa menyimpan data dari perangkat pengukuran suhu di komputer dan mengekspor data untuk keperluan laporan bahkan data kehadiran dari perangkat bisa digunakan untuk menghitung gaji.
Apabila suhu tubuh seseorang tinggi (sama atau lebih dari 37,4˚C), mereka akan ditolak untuk memasuki gedung. Hal ini dapat membantu protokol kesehatan COVID-19 untuk mengurangi resiko penyebaran virus. Perangkat pengukuran suhu akan secara otomatis memindai suhu tubuh seseorang saat mereka berada pada jangkauan alat. Apabila suhu tubuh seseorang normal (kurang dari atau sama dengan 37,3˚C), mereka akan diijinkan memasuki gedung.
Manfaat Menggunakan Sistem Pengukuran Suhu
Ada banyak manfaat penggunaan sistem pengukuran suhu. Seperti contohnya mengurangi kontak dengan orang yang bertugas mengukur suhu apabila masih dilakukan secara manual dengan termometer infra merah sehingga jarak aman yang disarankan oleh WHO dapat dijaga.
Saat digunakan dengan benar, perangkat pengukuran suhu dapat dengan akurat mengukur suhu tubuh seseorang. Data dari pengukuran ini dapat disimpan dan diekspor dari database. Selain itu, perangkat pengukuran suhu ini dapat beroperasi tanpa bantuan manusia sehingga dapat mengurangi biaya tenaga kerja. Beberapa perangkat dapat diintegrasikan dengan Human Resource Management System (HRMS) untuk mengambil kehadiran karyawan. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktifitas dan efisiensi bisnis karena tidak hanya mengukur suhu, perangkat juga akan mengambil kehadiran karyawan.
Bagaimana Cara Menggunakannya Dengan Benar?
Seperti yang sudah disebutkan bahwa apabila digunakan dengan benar, perangkat akan secara akurat mengukur suhu. Namun, bagaimana untuk menggunakannya secara benar?
Pertama, orang yang bertanggung jawab dengan perangkat harus mengukuti semua instruksi dari produsen pembuat alat. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat diatur dengan benar dan lokasi dimana perangkat akan digunakan untuk mengukur suhu sudah tepat.
Kedua, orang yang bertanggung jawab harus mendapatkan pelatihan tentang bagaimana cara menggunakan sistem. Dari mulai pemasangan (bagaimana cara mendaftarkan wajah karyawan apabila diperlukan) sampai perawatan dan cara mengintegrasi ke sistem lain apabila diperlukan. Dia juga harus melakukan percobaan sebelum perangkat benar-benar dipakai untuk memastikan perangkat dapat bekerja dengan benar dan akurat.
Pemilik bisnis atau gedung harus mematuhi protokol kesehatan yang direkomendasikan oleh WHO. Salah satu dari rekomendasi ini adalah untuk mengukur suhu tubuh dari karyawan atau pengunjung yang akan memasuki gedung. Jika Anda masih mengukur suhu tubuh secara manual menggunakan termometer infra merah, Anda mungkin harus mempertimbangkan untuk mengubah cara Anda. Pengukuran suhu secara manual dapat meningkatkan resiko infeksi karena proses ini membutuhkan jarak dekat antara orang yang ditugaskan untuk mengukur suhu dan orang yang akan memasuki gedung.