Lebaran atau Idul Fitri, merupakan momen penuh sukacita dan kebersamaan yang sangat dinanti oleh masyarakat Indonesia. Namun, momen ini juga menyimpan “tantangan tersembunyi” bagi perusahaan dan para HRD. Fenomena meningkatnya turnover karyawan setelah Lebaran merupakan kenyataan pahit yang kerap dihadapi perusahaan.
Yuk, kita bahas faktor-faktor yang menyebabkan fenomena ini dan memberikan tips strategis untuk mencegah serta mengatasi masalah yang timbul akibat turnover karyawan.
Mengapa fenomena ini terjadi?
Fenomena meningkatnya turnover karyawan pasca lebaran memiliki akar permasalahan yang beragam.
Refleksi dan pencarian makna diri
Liburan panjang Lebaran memberi ruang bagi karyawan untuk merenungkan karir mereka. Pertanyaan seperti “Apakah saya bahagia dengan pekerjaan ini?”, “Apakah ini yang saya inginkan?”, dan “Apakah ada peluang yang lebih baik di luar sana?” muncul dan mendorong mereka untuk mencari jawabannya.
Banyak lowongan kerja
Tak heran, setelah Lebaran, banyak perusahaan membuka lowongan pekerjaan baru. Hal ini bagaikan gerbang terbuka bagi karyawan yang ingin mencari peluang baru, gaji yang lebih tinggi, dan benefit yang lebih menarik.
Menunggu THR
Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima karyawan tak jarang menjadi modal untuk memulai usaha baru, berinvestasi, atau bahkan pindah ke perusahaan lain yang menawarkan gaji dan tunjangan lebih tinggi.
Tradisi dan Budaya
Di beberapa budaya, Lebaran dianggap sebagai momen untuk memulai sesuatu yang baru, termasuk pekerjaan baru. Keyakinan ini mendorong karyawan untuk mencari peluang baru dan beralih dari pekerjaan lama.
Faktor Keluarga
Momen Lebaran yang penuh kekeluargaan dapat memicu keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan yang lebih dekat dengan keluarga atau yang menawarkan jam kerja lebih fleksibel agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama orang tercinta.
Dampak turnover karyawan pasca lebaran
- Biaya rekrutmen dan pelatihan: Perusahaan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk mencari dan melatih karyawan baru. Mulai dari iklan lowongan, proses interview, hingga onboarding.
- Penurunan produktivitas dan efisiensi: Kepergian karyawan berpengalaman, terutama yang memiliki keahlian dan pengetahuan kunci, dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan efisiensi kerja secara signifikan.
- Perubahan budaya kerja dan semangat tim: Turnover yang tinggi dapat mengganggu budaya kerja yang telah dibangun. Hal ini bisa merusak semangat tim, dan menciptakan suasana kerja yang tidak kondusif.
Tips Strategi
Meskipun tidak ada cara untuk menghentikan turnover karyawan, ada beberapa strategi yang bisa digunakan untuk mengurangi kecenderungan resign pasca lebaran dan meminalisir kerugian akibat turnover.
Mencegah turnover karyawan
- Apresiasi pekerjaan: Tunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan atas kerja keras dan dedikasi karyawan melalui program penghargaan, bonus, atau kenaikan gaji.
- Peluang pengembangan karir: Bantu karyawan mengembangkan karir mereka dengan menyediakan pelatihan, seminar, dan program mentoring yang bermanfaat.
- Lingkungan kerja positif: Bangun budaya kerja yang terbuka, komunikatif, suportif, dan penuh rasa kekeluargaan untuk meningkatkan engagement karyawan.
- Kompetitif dalam gaji dan benefit: Pastikan gaji dan tunjangan yang ditawarkan sepadan dengan industri dan pengalaman karyawan. Berikan benefit menarik lainnya seperti asuransi kesehatan, cuti yang fleksibel, dan lain sebagainya.
- Komunikasi terbuka dantransparan: Jalin komunikasi yang terbuka dan transparan dengan karyawan mengenai strategi perusahaan, peluang karir, dan kemajuan pekerjaan mereka.
Mengatasi masalah dampak turnover
- Exit interview: Lakukan exit interview dengan karyawan yang mengundurkan diri untuk memahami alasan mereka dan mendapatkan insight untuk melakukan perbaikan.
- Analisis data turnover: Lakukan analisis mendalam terhadap data turnover untuk mengidentifikasi pola, tren, dan faktor-faktor yang berkontribusi pada turnover.
- Pemanfaatan software HR dan Payroll: Software HR dapat membantu melacak data karyawan, mengelola proses rekrutmen, menganalisis data turnover, dan melakukan berbagai tugas HR lainnya secara efisien.
Kesimpulan
Fenomena turnover karyawan pasca Lebaran memang sebuah tantangan, namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Investasi dalam pengembangan dan apresiasi karyawan adalah kunci utama untuk menjaga kesinambungan bisnis yang stabil dan produktif. Dengan memahami akar permasalahan turnover pasca Lebaran dan dampak yang ditimbulkannya, HRD dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk mengatasi tantangan ini.
Penggunaan teknologi juga menjadi salah satu solusi yang penting dalam mengelola turnover karyawan. Software HR dan payroll, seperti yang ditawarkan oleh HRMLabs Indonesia, dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mengelola data karyawan, mempercepat proses rekrutmen, dan menganalisis tren turnover. Dengan adopsi teknologi yang tepat, HRD dapat mengoptimalkan efisiensi operasional mereka dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif.