Sebuah artikel yang diterbitkan di majalah Time menyebutkan bahwa generasi milenial lahir mulai tahun 1980 atau 1981. Namun, generasi milenial bisa berkisar dari orang yang lahir dari awal 1980-an hingga pertengahan 1990-an dan awal 2000-an. Generasi milenial sangat paham teknologi dan suka menggunakan teknologi dan platform media sosial. Banyak dari generasi milenial yang saat ini sedang menjadi pekerja aktif diberbagai sektor.
Dengan kisaran umur yang masih terbilang muda, banyak dari generasi milenial yang telah menduduki manajemen tingkat menengah hingga tinggi di berbagai industri. Berdasarkan riset, pada 2025 75% angkatan kerja akan diisi oleh generasi milenial. Banyak penelitian telah dilakukan untuk memahami generasi milennial di dunia kerja. Lalu, bagaimana sebenarnya pola pikir generasi ini? Apa yang memicu minat mereka? Dan bagaimana seharusnya perusahaan memperlakukan mereka?
Selalu up-to-date dengan teknologi
Sebagai generasi yang tumbuh di era perkembangan teknologi yang sangat pesat tentunya mereka membutuhkan teknologi untuk mengefisienkan pekerjaannya dan mengurangi pekerjaan administrasi. Misalnya, generasi milenial di tempat kerja menggunakan banyak software untuk membantu mereka melakukan pekerjaan. Itu sebabnya perusahaan perlu menyediakan akses wi-fi untuk mereka bekerja.
Juga saat ini, hampir setiap perusahaan menggunakan software messenger untuk membantu mereka berkomunikasi satu sama lain.
Pola pikir yang lebih terbuka
Generasi milenial merupakan generasi yang adaptif karena memiliki pola pikir yang terbuka. Mereka cenderung mengabaikan latar belakang perbedaan budaya. Ini juga berlaku untuk kaum milenial di tempat kerja.
Yang penting bagi milenial di tempat kerja adalah kreativitas dan tim. Mereka selalu ingin bekerja dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dan akan senang bekerja dengan siapa saja yang bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Mencintai perubahan
Karena berpikiran terbuka, para milenial di dunia kerja pun menyukai perubahan. Generasi ini terus mencari hal-hal baru yang lebih baik. Karenanya, generasi milenial sering dicap sebagai generasi “kutu loncat”. Karena mereka sering berganti pekerjaan dalam waktu yang singkat.
Namun, karena banyak berganti pekerjaan, generasi milennial menjadi generasi yang memiliki banyak pengalaman di usia muda.
Tempat Kerja Ideal Untuk Milenial
Work-life balance
Kebijakan jam kerja yang fleksibel dan kesempatan bekerja dari tempat lain (remote working) juga dapat meningkatkan kepuasan kerja generasi milenial di tempat kerjanya. Sebagian besar generasi milennial berharap dapat menentukan sendiri jam kerja yang sesuai dengan preferensi mereka. Mereka yakin produktivitas mereka akan meningkat jika mereka dapat mengatur jadwal dan lokasi kerja mereka sendiri. Juga, mereka ingin memiliki keseimbangan antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi. Kaum milenial berpikir bahwa keseimbangan antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi mereka adalah hal yang sangat penting.
Pengetahuan baru
The Muse mengatakan bahwa kaum milenial di tempat kerja juga menginginkan bimbingan dan pengetahuan baru. Hal ini terjadi karena beberapa milenial mulai bekerja pada saat krisis ekonomi 2008.
Selain itu, kaum milenial juga menginginkan masukan dan arahan tentang pekerjaannya. Pengetahuan tersebut diyakini mampu menjembatani gap antara generasi milenial dengan generasi di atas, seperti baby boomer dan generasi X.
Bos yang baik
Dilansir dari CNBC, saat memulai karier baru, kaum milenial ingin memiliki bos yang ramah dan mudah ditemui saat ingin menanyakan sesuatu. Pemberian arahan dan pelatihan oleh atasan menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para milenial dalam memilih tempat kerja.
Meski ingin diberi pengarahan, para milenial juga ingin dipercaya atasannya sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Mereka lebih memilih bos seperti itu daripada mereka yang melakukan manajemen mikro kepada mereka.
Untuk memuaskan generasi milenial di tempat kerja, perusahaan perlu menyesuaikan preferensi mereka dalam teknologi karena mereka banyak menggunakan teknologi. Hal ini mungkin terdengar seperti akan menghabiskan banyak waktu dan biaya tetapi sebenarnya tidak. Dengan hal yang tepat, para milenial akan merasa bisa bekerja maksimal yang nantinya akan bermanfaat bagi perusahaan.